Jumat, 03 Juli 2009

” Pendidikan Indonesia yang ke Indonesiaan”

Problematika pendidikan di Indonsia sangat bervariasi, tergantung pada elemen mana kita melihatya. Munculnya pendidikan bagi orang indonesia pribumi merupakan pendidikan pada jaman kolonial yang diperuntukan kaum ningrat dan pegawai belanda. Sebelum ada penjajah praktis tidak ada pendidikan formal yag berada di bumi nusantara ini. Tulis menulis huruf jawa kuno juga hanya diajarkan di kalangan bangsawan keraton, praktis rakyat jelata tidak bisa mengenyam pendidikan.
Dengan adanya politik etis dari penjajah belanda ada secercah harapan bagi rakyat indonesia untuk melanjutkan sekolah walaupun tidak semua bisa sekolah tetapi kran untuk sekolah sudah ada. Tentunya pendidikan di sekolah menerapkan pakem atau aturan persekolahan yang ada di belanda.
Setelah 64 tahun kita merdeka seyogyanya kita merefleksi pendidikan yang ada saaat ini. Mengapa karut marut masih terjadi pada bangsa besar yang sudah 64 tahun merdeka? Mengapa tidak kembali ada kekuatan pendidikan loka indonesia? Penulis bukan tidak setuju pada sekolah2 internasional yang menjamur di Indonesia tapi mengapa kita lebih terterik pada produk asing dariada produk bangsa sendiri? Kalau produk asing lebih baik? Apaka kita sebagai bangsa yang besar tidk bisa membauat produk pendidikan yang lebih baik?. Penulis sepakat dunia ke depan membutuhkan pengetahuan global, tetapi kita bisa go global dengan kekuatan lokal. Malahan kita cenderung ikutan dengan sekolah negeri RSBI (rintisan sekolah bertaraf intrnasional) dengan kurikulum sama hanya menggunakan bilingual. Kalau begitu apa bedanya ? internasional lebih ditekankan pada faktor bahasa pengantar memakai bahasa inggris sebagai bahasa komunikasi dunia. Apakah kita tidak sebaiknya mengembangkan potensi lokal untuk menuju ke arah global. Kearifan lokal telah terbukti membawa perbaikan di bidang pendidikan. Jika hal ini kita jalankan dengan konsisten 60 tahun mendatang Indonesia menjadi negara referensi pendidikan di dunia dengan mengembangkan kekuatan lokanya. Banyak hal yang bisa dikembangkan dari kekuatan loka sebgai contoh pembuatn batu bata dari tanah lihat, mungkin tidak ada kurikulum yang baku yang diajarkan di sekolah tapi teknologi ini telah berkembang pesat di masyarakat. Dengan luasnya indonesia dan tersebarnya penduduk akan menjadi modal bagi kekuatan lokal dalam pendidikan yang berbasis ke Indonesiaan.