Sabtu, 04 April 2009

Solo Kota Budaya

Solo Kota Budaya sebagai reaktualisasi budaya Jawa

Solo kotaku, Jawa budayaku yang dicanangkan walikota Solo Jokowi memang sangat beralasan. Beberapa event yang diselenggarakan pemerintah kota dan keraton sangat bernuasa budaya Jawa. Keunikan inilah sebenarnya yang menjadi kota Solo menjadi beda dengan kota lainnya yang pernah. Dengan mempunyai dua peninggalan kerjaaan jawa yaitu Pura Mangkunegaraan dan Keraton Surakarta Hadiningrat, serta kurang lebih 87 buah hertiage memang sangat cocok kalau kembali ke budaya lokal. Tetapi faktor promosi kegiatan-kegiatan budaya di kota solo belum cukup tersebarluas. Sehingga yang menyaksikan pentas budaya sebagian besar hanya warga lokal solo dan sekitarnya. Padahal bila dikemas dengan promosi yang baik event-event budaya ini akan mendatangkan turis dan devisa bagi Kota Solo dan sekitarnya. Salah satu terobosan dengan mengadakan SBC (Solo Batik Carnival) yang pertama pada minggu 13/04/2008, walaupun dengan persiapan sekitar 3 bulan tetapi cukup memuaskan. Terlepas dari kegiatan-kegiatan budaya yang diselenggarakan keraton dan pemerintah Kota Surakarta memang yang hanya salah satu alternatif untuk melestarikan budaya jawa dan menghidupkan kembali nilai-nilai luhur budaya Jawa dalam berbagai bidang kehidupan.

Usaha pemerintah kota pun gencar untuk mencanangankan Solo kota budaya salah satunya setiap papan nama sekolah dan kantor pemerintah wajib diterjemaahkan dibawahnya dengan Aksara Jawa. Selain itu papan nama jalan, nama kampung pun tidak terlepas dari tulisan Jawa. Tetapi memang yang terpenting adalah manusianya yaitu orang jawa yang njawani bukan hanya slogan dan tulisan.

Yang menjadi masalah besar dalam reaktualisasi budaya Jawa ini adalah para generasi muda yang sudah banyak meninggalkan bahasa jawa dalam percakapan sehari-hari., tata krama jawa yang terkikis dengan budaya instan sinetron remaja, merasa lebih gaul dengan memakai bahasa prokem yang digunakan banyak artis. Memang sangat berat dalam mengaktulisasikan kembali nilai-nilai luhur budaya Jawa tetapi ini bukan hal yang mustahil dan ngayawara (mengada-ada), karena masyarakat solo mempunyai kultur budaya jawa yang kuat asalkan maka semua pihak harus kompak melaksanakan program solo kota budaya tanpa terkecuali. Kota Solo terbuka untuk pendatang tepai mereka harus bisa mengormati nilai budaya yang di anut masyarakat Solo. Terobosan kembali pada budaya Jawa memang seharusnya diambil ditengah arus globalisai semakin kencang merambah Solo maka sangat tepat kembali pada kearifan lokal dengan nilai-nilai luhur budaya Jawa. Karena budaya jawa bukan hanya budaya tetapi sudah dikategorikan sebagai ideologis jawa, yang memang segala perilaku, ucapan, tujuan hidup sebagai Orang Jawa.

Untuk mencapai tujuan sebagai Solo kota Budaya memang diperlukan langkah-konkrit dari pemerintah kota Solo, kebijakan Top Down harus diambil lebih dahulu sebagai rangsangan untuk menumbuhkan semangat dari arus bawah yaitu masyarakat Solo. Adapun langkah-langkah yang sebaiknnya diambil pemerintah kota Solo adalah pertama, mempatenkan atau memperbaharui paten aset-aset budaya seperti batik, supaya tidak ada klaim dari negara lain. Dengan begitu para pembuat aset budaya tradisional diakui secara internasional; kedua, promosi yang mendunia melalui internet, promosi secara regional, serta promosi secara nasional, karena para wisatawan domestik pun sangat penting untuk menambah devisa Solo. Ketiga, membakukan semua agenda budaya kota solo minimal selama 3 tahun ke depan, sehingga wisatawan asing banyak datang, biasanya mereka merencanakan liburan dengan perencanaan yang matang. Keempat, frekuensi lomba-lomba yang mengangkat budaya jawa seperti mocopat, pidato bahsa jawa dll diperbanyak, dan para juaranya dibina dengan berkelanjutan sehingga menjadi duta budaya kota Solo: kelima, pemerintah kota membuat buletin-buletin berkala dengan berbahasa jawa tentang agenda kegiatan yang akan dilaksanakan oleh pemeritah kota atau kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh pemerintah Kota Solo. Sedangkan untuk masyarakat Kota Solo dalam mendukung Solo Kota budaya dapat dilakukan menanamkan nilai-nilai luhur budaya jawa di lingkungan keluarga dimulai dari yang sederhana dengan mengajarkan bahasa Jawa yang baik dalam komunikasi sehari-hari.



Wawan Romansah, S.Pd

Guru SD Islam Diponegoro Surakarta

Jl Kaliwidas II/ 2 Surakarta Tlp (0271) 651096