Sabtu, 20 Februari 2010

Pendidikan Karakter

Seminggu terakhir ini headline di harian ibukota mengauk tentang aksi plagiat kalangan akademisi di negeri ini. Bahkan karya ilmiah,skripsi, thesis, desertasi pun bisa di pesan. Lembaga konsultasi ada karena ada pasaranya disini terjadi hukum ekonomi supply and demand. Kegiatan plagiarisme sangat menohok dunia pendidikan kita, pada satu sisi anggaran pendidikan merupakan anggaran paling tinggi dalam alokasi APBN tetapi besarnya angaran tidak berbanding lurus dengan iklim akademik.
Budaya instan dan budaya menerabas (menurut koentjaraningrat) sangat dominan pada masyarakat kita, semua ingin seraba cepat tanpa proses yang baik. Budaya ini tidak terlepas dari pengaruh tata nilai kehidupan masyarakat yang telah memudar terutama nilai kejujuran. Jujur adalah mata uang yang berlaku di mana-mana tetapi jujur adalah sesuatu konsep yang mudah di pahami tetapi sangat berat untuk dilakukan bagi orang yang sudah terbiasa dengan tidak jujur. Tetapi ada juga orang yang tidak bisa menghindar dari ketidakjujuran karena sistem menghendaki tidak jujur.
Karena jujur merupakan pembiasaan dan harus dengan konsep diri yang kuat, maka kejujuran harus diinternalisasikan sejak usia dini. Jika sudah tertanam dalam diri individu kejujur akan tampak dalam kepribadian dan karakter individu tersebut.Tetapi sayang pendidikan karaketer secara khusus belum termuat dalam kurikulum secara spesifik, secara umum memang ada pembentukan karakter lewat pendidikan Agama dan PKn tetapi yang tampak kedua mata pelajaran tersebut hanya sebagai kajian ilmu teoritis secara praktis sangat kurang implementasinya.
Pendidikan karakater untuk anak-anak memang sangat diperlukan demi menyelamatkan generasi di masa yang akan datang. Mempraktekan karakter bisa di mulai dari hal yang terkecil misalnya mencontek budaya ini jangan kita anggap enteng karena sekali mencontek maka penyakit ini akan datang berulang-ulang, bahkan bila tidak bisa di hentikan mencontek ini pada tingkat yang lebih tinggi akan menjadi plagiat.
Maka dari itu sewajarnyalah di sekolah lebih mengutamakan pendidikan karakter dari pada hanya mengejar angka-angka, karena akibatnya akan fatal, kita tidak bisa membayangkan jika para plagiat-plagiat ini menduduki jabatan strategis di negeri ini, korupsi akan sangat mustahil untuk di berantas, wallahu alam bisowab.

Senin, 15 Februari 2010

Memahami Sebuah Teknologi

Belakangan ini banyak korban berjatuhan akibat penyimpangan penggunaan jejaring sosial facebook. Korban biasanya perempuan yang tertipu dan terpesona oleh kenalannya dari di jejaring sosial tersebut. Bahkan ada siswa yang dikeluarkan gara-gara berkeluh kesah di facebook tentang tugas dari gurunya.
Bagi sebagian masyarakat Indonesia kemajuan teknologi menyebabkan kekageta budaya, sehingga banyak yang menggunakan teknologi jauh menyimpang dari peruntukannya. Teknologi komunikasi dibuat untuk memudahkan kehidupan manusia. tidak ada yang salah dengan kemajuan teknologi. Hanya masyarakatnya yang kurang mengerti menggunakan teknologi secara baik, benar dan bijak.
Sudah Saatnya kaum terdidik menggerakan tentang pemahaman teknologi komunikasi yang benar khususnya penggunaan jejaring sosial yang marak pada saat ini, atau malah kaum terdidik yang memulai menyalahgunakan teknologi ini?

Kamis, 04 Februari 2010

Komunikasi Lewat Tulisan

Bagi sebagian orang menulis adalah kegiatan yang menyenangkan dan mengasyikan, karena dengan menulis semua ide, gagasan, imajinasi bahkan keluh kesah dapat dituangkan dalam tulisan. Tetapi bagi sebagaian orang menulis adalah pekerjaan yang membosankan dan tidak asyik, biasanya terjadi pada orang yang tidak suka membaca, karena kegiatan membaca bisa dianggap sebagai saudara kembar dari menulis. Kegiatan menulis akan lebih bermakna jika terlebih dahulu membaca. Dengan pembendaharaan kata-kata yang dituangkan dalam tulisan akan semakin kaya.
Untuk membiasakan menulis harus ada keinginan yang kuat dari dalam diri lalu wujudkan dengan menuliskan apa saja yang menjadi ide atau gagasan, mungkin perasaan, tidak perlu memperhatikan dulu tata bahasa, yang penting menulis jadi kebiasaan dulu. selanjutnya sedikit demi sedikit kita dapa belajar tata bahasa yang baik dalam penulisan. Jangan takut salah menulis karena semua kegiatan ada resikonya maka menulislah, hanya sebaiknya hindari menulis dengan berpikiran negatif karena itu tidak akan memupuk jiwa kita.
Komunikasi lewat tulisan memang sangat unik, ada penulis yang kurang bisa berkomuikasi lewat lisan tetapi analisis lewat tulisannya bagus. Tulisan memang dapat menggambarkan atau menidentikan dengan sosok penulisnya, tetapi dengan kegiatan menulis semua yang ada dipikiran kita dapat terekam dengan jelas di tulisan. Daya ingat manusia walaupun sangat baik tetapi jika harus menuangkannya secara spontan dan banyak akan sangat kesulita, tetapi dengan menuliskan semua pemikiran kita, gagasan dan ide sepuluh, duapuluh taun ke belakang masih dapat di lihat dalam tulisan.