Kamis, 04 Maret 2010

Pendidikan Politik yang Menggelikan

Drama politik di negeri ini kembali hingar bingar, pada sidang paripurna DPR diputuskn secara voting bahwa ada masalah dalam pengucuran dana Bank Century. Tetapi sebelum keputusan itu diambil, banyak hal-hal yang menggelikan bahkan memalukan yang dilakukan para anggota dewan yang "terhormat", aksi saling dorong , bahkan adanya pemukulan serta kepemimpinan DPR yang terkesan terburu-buru menutup rapat. Banyak hal yang menyebabkan kejadian itu terjadi, diantaranya;pertama, kedewasaan berpolitik di Indonesia masih jauh dari harapan, ini disebabkan banyak politikus karbitan, dan masuk dunai politik hanya mengandalkan uang dan ke populeran, Kedua;
sikap saling menghargai dan toleransi antar anggota DPR sudah memudar dalam rapat-rapat paripuran yang ada hanya egoisme pribadi atau golongan, dampaknya emosi yang muncul, tanpa sadar bahwa tingkah laku mereka disorot oleh kamera televisi. Ketiga; fit dan proper test untuk menjadi calon anggota DPR sangat longgar dan sangat dimungkinkan lolos dengan kecurangan-kecurangan, terbukti banyak anggota DPR yang tidak bisa mengontrol emosi, dan secara kejiwaan memang bisa dikatakan tidak stabil.

Implikasi dari perilaku anggota DPR pada sidang itu akan berdampak besar, antara lain; televisi biasanya akan memutar ulang kejadian-kejadian itu sehingga peristiwa yang terjadi di Gedung DPR itu menjadi komoditi politik, selanjutnya kepercayaan rakyat terhadap anggota DPR akan menurun, karena banyak rakyat yang kecewa dan memungkinkan pada pemilu berikutnya angka Golput akan meningkat.

Sebetulnya hal-hal yang menggelikan dan memalukan para anggota dewan yang terhormat tidak akan terjadi jika setiap anggota DPR pertama memahami bahwa mereka memikul amanah yang besar dari para konstituennya, sehingga tidak mengedepankan ego pribadi dan golongan.kedua, mengembangkan rasa saling menghargai terhadap perbedaan karena pada esensinya mereka mempunyai satu tujuan. ketiga; belajar berpolitik secara arif, dengan tidak memunculkan emosi-emosi yang berlebihan.

Ada hal yang menggelitik atas perilaku para wakil rakyat di Senayan pada hari selasa (1/3/10), apa mungkin bahwa mereka merupakan prototipe karakter masyarakat Indonesia yang senang bertengkar, mengedepankan emosi, saling ejek dengan teman sendiri, kurang menghargai perbedaan karena mereka adalah wakil rakyat?????????????