Selasa, 08 Mei 2012

Beasiswa S-2 Matematika di Paris


KOMPAS.com — The Jacques-Hadamard Mathematic Foundation, Perancis, membuka kesempatan beasiswa untuk studi matematika selama satu tahun di Paris.

Program beasiswa ini dibuka untuk mahasiswa yang sudah mengambil jurusan matematika atau yang berkaitan dengan matematika, baik di universitas di Perancis maupun negara lain. Besar beasiswa mencapai 10.000 euro setiap tahun, sudah termasuk asuransi kesehatan.

Beasiswa ini terbuka untuk semua mahasiswa dan seleksi didasarkan pada kualitas akademik dan surat rekomendasi. Pendaftaran dibuka mulai bulan Mei-10 Juni 2012. Informasi selengkapnya bisa dilihat di www.fondation-hadamard.fr. http://edukasi.kompas.com/read/2012/04/25/11495582/Beasiswa.S-2.Matematika.di.Paris.Minat


Jumat, 04 Mei 2012

Upaya Sekolah Untuk Meningkatkan Percaya Diri Siswa


Sangat sering kita mendengar  ungkapan percaya diri atau PD aja lagi, dibalik ungkapan itu sungguh banyak terkandung  makna yang dapat mengantarkan kita pada kunci kesuksesan.   Percaya diri tidak muncul dengan spontan tetapi ada proses dalam pencapaiannya, rasa percaya diri harus dipupuk supaya dapat berkembang  dengan baik.  Tingkatan percaya diri setiap orang berbeda-beda, ada yang kurang percaya diri, tetapi ada juga yang terlalu percaya diri (over confident), tentunya yang baik adalah percaya diri yang proposional.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan ikut andil besar  dalam menumbuhkan percaya diri, apalagi sekarang ini pemerintah sedang memprogramkan pendidikan karakter dalam kurikulum sekolah di semua tingkatan. Salah satu karakter yang dikembangkan  adalah mandiri, sedangkan mandiri merupakan sikap yang tidak tergantung kepada orang lain dan percaya kepada kemampuan diri sendiri.  Untuk meningkatkan rasa percaya diri siswa,  sekolah mengupayakan beberapa kegiatan antara lain:

Senin, 12 Maret 2012

Kualitas sekolah = / tdk = Nilai UN Tinggi

Mengapa Nilai Siswa yang tinggi menjadi patokan bahwa sekolah dianggap mempunyai sistem pembelajaran yang bagus?
Masalah ini tidak terlepas karena warisan sistem pendidikan masa lalu yang lebih mementingkan hasil atau rangking dalam menilai prestasi siswa, dengan kata lain pembelajaran di nilai oleh hasil bukan dengan proses pembelajaran tersebut. Paradigma tersebut telah turun temurun di wariskan sehinggi sangat sulit dihapus pada sistem pendidikan sekarang ini. Nyatanya masyarakat sangat senang dengan pemeringkatan sekolah berdasarkan hasil nilai ujian siswa.
Ironisnya dalam buku raport yang sekarang tidak ada sistem rangking tetapi pada ujian nasional secara resmi Dinas Pendidikan mengeluarkan peringkat sekolah berdasarkan nilai rata2 ujian nasional siswa. Akibatnya banyak tekanan kepada pihak sekolah untuk meraih nilai ujian yang bagus yang terkadang sangat membebani dan memaksakan kehendak kepada siswa. Kita sepakat bahwa hasil belajar harus tetapi tidak selalu dibebankan kepada satu jenjang kelas terakhir para siswa. Siswa digenjot dan drill soal2 UN semenjak pagi sampai petang, bahkan menambah les sendiri sampai, bagi mereka waktu adalah mengerjakan soal2 UN. Para siswa kadang kehilangan gairah untuk bermain. Dan peluang itu ditangkap dengan jeli oleh para pengelola bimbel.
Karena sistem UN yang ada sekarang setiap stakeholder kebagian imbasnya, bahkan orangtua pun ikut2an memakasa anak mempunyai nilai tinggi dengan instan di kelas terakhir. Dua tahun terakhir kelulusan siswa tidak hanya ditentukan oleh kelas terakhir tetapi nilai dua tahun terahkir pun menyumbang 40% terhadap kelulusan. Sayangnya peraturan itu diterjemahkan oleh sekolah nakal dengan mark up nilai 2 tahun sebelumnya, bahkan ada sekolah yang mengadakan remidi pada siswa yang pada tahun lalu belum mencapai KKM. (bersambung)