Minggu, 03 Januari 2010

Kelalaian orangtua atau Rusun yang Tidak Ramah Anak

Berita di televisi tentang jatuhnya bocah umur 4 tahun sampai meninggal dari lantai 4 rumah susun di Jakarta mengusik nurani kita, karena bukan hanya kali ini saja kejadian serupa pernah terjadi. Berbagai reaksi bermunculan mengenai kasus ini, yang pada akhirnya mengarah siapa yang salah, siapa yang benar atau siapa yang bertanggung jawab, orangtua kah? lingkungan? atau bahkan pengembang. Seperti telah banyak diketahui di Indonesia ini jarang melakukan tindakan preventif terhadap suatu kemungkinan atau kejadian yang akan membawa dampak buruk, tindakan dilakukan setelah ada kejadian atau ada kerusakan.

Pengawasan anak balita memang seharusnya berada pada orangtuanya, tetapi pada jaman sekarang tugas orang tua untuk mengawasi anak secara full time sulit dilakukan, dengan tekanan ekonomi yang sangat dahsyat dipaksa kedua orang tua untuk bekerja demi berjalannya roda ekonomi rumah tangga. sehingga bagi yang mempunyai kelebihan uang pengawasan anak biasanya diserahkan pembantu, atau bahkan penitipan anak, untuk sebagian orang menitipkan anak biasanya ke sanak famili kakek, nenek dan famili lainnya. Praktis bisa bercengkrama dengan anak pas hari libur, itupun tidak semua karena libur biasanya dihabiskan untuk beristirahat setelah seminggu penuh bekerja. Hak anak untuk mendapat pengawasan di bawah orang tuanya di kota besar banyak terampas. Hal ini ditanggapi oleh lembaga-lembaga pendidikan sebagai peluang usaha, dengan menjamurnya sekolah full day, playgroup full day. selain untuk mengembangkan dunia pendidikan mereka membidik segmen pasar bagi orangtua yang sibuk. Di perkotaan yang masyarakatnya sudah mengarah pada individualis kadang tidak mau atau mungkin tidak sempat untuk mengawasi lingkungan sekitar seperti anak-anak main dengan aman, mereka bermain memakai apa dsb.

Pada sisi yang lain pengembang perumahan yang bertingkat atau rumah susun dan apartemen sebetulnya telah antisipasi dengan membuat pagar, tetapi ternyata pagar saja tidak cukup, masih ada kejadian yang dapat menimbulkan korban jiwa. salah satu alternatif pencegahan setiap apartemen atau rusun memakai teralis dari besi di setiap sisi yang terbuka. ada banyak manfaat dengan adanya teralis misalnya dari segi keindahan rusun, karena biasanya penghuni rusun menjemur pakian pada jendela atau sisi yang terbuka itu menyebabkan pemandangan yang tidal nyaman.

Selanjutnya orang tua harus membimbing sedini mungkin anak-anaknya tentang bahaya atau tidaknya sesuatu, memang anak balita sangat sulit di beri pengertian tentang bahaya tetapi dengan telaten kita terus-menerus mendampingi anak semua bisa dilakukan. wallahu alam bishowab

Wawan Romansah
Alumni Pascasarjana UMS

Tidak ada komentar: